Mendikbud: Imbangkan Tugas Otak Kiri Dan Kanan

1/16/2019
www.Rajasoal.com
 menjadi perhatian Mendikbud Muhadjir Effendy ketika membuka  Mendikbud: Imbangkan Peran Otak Kiri dan Kanan
Image by: Kemendikbud

Mendikbud: Kembangkan Sisi Etik, Estetik, dan Kinestetik Anak


Optimalisasi otak kiri dan otak kanan menjadi perhatian Mendikbud Muhadjir Effendy ketika membuka Festival Seni Internasional [FSI] 2016 di Yogyakarta, Senin (21-11-2016). Beliau menyerukan usul dan himbauan kepada semua pihak untuk melaksanakan perimbangan 2 (dua) sisi perkembangan seorang anak. Muhadjir menjelaskan, selama ini pendidikan relatif banyak menekankan kepada duduk kasus membaca, menulis, dan menghitung. Padahal di sisi lain, ada tiga hal yang terabaikan, yang juga perlu diperhatikan, yakni masalah etik, estetik dan kinestetik.
“Kegiatan itu banyak diabaikan sebagai evaluasi di sekolah-sekolah kita, sebab itu ada orangtua yang sangat besar hati jika anak-anaknya sanggup matematika 10, tapi tidak besar hati jika anaknya sanggup nilai menari 10,” ujar Mendikbud ketika membuka Festival Seni Internasional (FSI) 2016 di Halaman Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan ( P4TK)  Seni dan Budaya Yogyakarta.
Dalam waktu bersahabat ini, Mendikbud berencana akan segera mengoptimalkan tugas dan fungsi para guru seni dan juga para seniman/ budayawan di sekolah guna lebih mendukung optimalisasi perimbangan kedua sisi itu. Beliau memaparkan wacana esensi dari Etik, Esttetik, dan Kinestetik sebagai berikut:
  1. Etik berkaitan dengan tata nilai dan sopan santun, watak istiadat, unggah-ungguh atau toto keromo. 
  2. Estetika berkaitan dengan duduk kasus keindahan (rasa).
  3. Kemudian yang terakhir adalah kinestetik, yakni aktivitas yang berkaitan dengan duduk kasus penguatan fisik dan otot yang biasanya lebih kita arahkan menjadi aktivitas yang bersifat gymnastic atau aktivitas olahraga.
“Kita akan mengubah paradigma pendidikan kita, terutama pada tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK, yang nanti akan kita usahakan lebih berimbang antara membaca, menulis, dan menghitung di satu sisi dan etik, estetik, dan kinestetik di sisi yang lain. Karena itu nanti peranan seniman dan guru-guru seni sangat penting dan diharapkan dalam rangka membantu pendidikan yang berimbang tadi,” terang Muhadjir.

Dalam program pembukaan Festival Seni Internasional (FSI) 2016 tersebut, Mendikbud didampingi Bupati Sleman, Sri Purnomo. Festival bertema “Seni Hari Ini, Budaya Masa Depan” tersebut merupakan ruang apresiasi bagi guru-guru seni dari aneka macam kawasan di Indonesia dan seniman-seniman muda dari 14 negara yang diundang berpartisipasi. Pembukaan dimulai dengan tarian Colour of Butterfly yang mengombinasikan gerak dan kostum tari modern dengan aransemen gamelan orisinil Indonesia.

0 comments