Kemdikbud Selenggarakan Kuliah Umum

12/08/2018

Tema Kuliah Umum Oleh Kemdikbud: Akses Pendidikan, Kesetaraan, dan Pembangunan Berkelanjutan


Kuliah Umum Diselenggarakan Oleh Kemdikbud dan INOVASI  Kemdikbud Selenggarakan Kuliah Umum
Kuliah umum yang bertema "Akses Pendidikan, Kesetaraan, dan Pembangunan Berkelanjutan" (Educational Access, Equity, and Sustainable Development) telah sukses diselenggarakan oleh Kemdikbud berafiliasi dengan INOVASI (Innovation for Indonesia's School Children), Australia Indonesia Partnership di Jakarta. Hadir dan tampil sebagai pembicara dalam kuliah umum ini yaitu Profesor Keith Lewin, dari Pusat Pendidikan Internasional pada Universitas Sussex, Inggris. Dalam bahan kuliah umum yang dipaparkannya, Prof. Keith Lewis sempat membahas keadilan dan pemerataan dalam pendidikan. Di mana salah satunya terkait akses pendidikan wajib selama 12 tahun, dan kesetaraan pendidikan antara pria dan perempuan. Karena pembangunan yang berkelanjutan juga harus mengutamakan prinsip keadilan.





Selain itu, menurutnya, salah satu cara untuk memperkecil perbedaan dengan negara lain, sebaiknya dengan terlebih dahulu memperkecil perbedaan di negara sendiri. Ia pun menyampaikan, di negara maju, wilayah yang tingkat perekonomiannya rendah lebih banyak mendapat subsidi di bidang pendidikan dibanding wilayah yang perekonomiannya maju. Karenanya, lebih baik menciptakan kompetisi di negeri sendiri untuk menyebarkan pendidikan.

Menurut Kepala Balitbang, Totok Suprayitno, menjelaskan betapa pentingnya akses pendidikan, keadilan, dan pembangunan di negara kita. "Di Indonesia yang terbukti memiliki tingkat keragaman yang tinggi, ketiga hal itu merupakan sebuah tantangan tersendiri. Biasanya kita mempersamakan akses dengan ekspansi, dalam perluasan tersebut kita biasanya menerjemahkan ke arah pembangunan sekolah baru, namun kita harus memastikan hal selain akses agar dapat berjalan berkelanjutan," urai Totok dalam sambutannya.

“Apakah itu cukup dan sudah adil? Lalu bagaimana dengan kualitasnya? Apakah dengan begitu telah memenuhi keadilan dan kelanjutan dari pembangunan?” terang Totok, “Kita hendaknya memperhatikan pendidikan tidak hanya dari sektor akses, tetapi juga dari kualitas dan kelanjutan pengembangan,” pungkasnya kemudian.

Totok sangat berharap dari kuliah ini, para penerima dapat mengambil pandangan gres bagi kegiatan pendidikan dan kebudayaan. Karenanya yang diundang dalam kuliah ini yaitu para penyusun kebijakan, baik dari lingkungan internal Kemdikbud, tokoh, pemerhati, dan pegiat pendidikan.

* Sumber: Kemdikbud

0 comments